Siapakah yang tidak mengenal minuman yang satu ini ? saya yakin semua juga pasti tahu,minuman yang pasti sangat akrab di kehidupan kita sehari hari,tidak mengenal kalangan dan golongan dari kaum elite sampai pinggiran pasti semua pernah meminumnya,dan senantiasa tersedia dimana mana dari restoran sampai warteg sekalipun sangat mudah kita temui ,Teh,ya itulah teh,. sekedar tahu manfaat dan rasa mungkin semua juga sudah pada tahu,tapi mengenal asal muasal dan sejarah teh itu sendiri hmm..kemungkinan sebagian besar belum pada tahu,okey melalui artikel ini semoga keingin tahuan kita akan teh dan sejarahnya akan segera terjawab,sekedar menyampaikan dari yang sudah tersampaikan lagi lagi artikel ini hasil copy paste wakakakaaaak…Sumber :
www.food-info.netBangsa Cina telah minum
teh selama 5.000 tahun. Asal mula
teh pada awalnya masih merupakan legenda . Legenda yang paling terkenal adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung (diucapkan ‘Shay-Nung’). Penemuan
teh olehnya belum ditempatkan secara tepat dalam sejarah, yaitu pada tahun 2737 sebelum masehi.
Selama ribuan tahun, bangsa Cina meminum
teh untuk kesehatan dan kenikmatan. Tidak seorangpun tahu apa yang menyebabkan mereka tertarik dengan daun hijau serta mengkilap dari
Camellia sinensis , tetapi legenda popular dapat memberi pengetahuan kepada kita.
Pada suatu hari, ketika Kaisar Shen Nung akan minum air mendidih, beberapa daun dari pohon yang menjuntai tertiup angin dan jatuh di panci berisi air mendidih tersebut. Sang Kaisar ingin tahu dan memutuskan untuk mencicipi air rebusan yang tidak menyerupai minuman tersebut. Kaisar menemukan air rebusan itu sedap dan menyegarkan tubuh.
Legenda dari India menghubungkan penemuan
teh dengan biarawan Bodhidharma. Sang biarawan sangat kecapekan setelah mengakhiri pertapaannya selama 7 tahun. Dalam keputus-asaan dia mengunyah beberapa daun yang tumbuh didekatnya, yang dengan serta-merta menyegarkannya kembali.
India saat ini merupakan penghasil
teh terbesar di dunia, tetapi tidak ada catatan sejarah mengenai minum
teh di India sebelum abad kesembilan belas. Eksperimen dari Bodhidharma mengunyah
teh tidak pernah disebarkan kepada masyarakat umum pada saat itu.
Mitologi lain dari Jepang mengenai biarawan yang bertapa, Bodhidharma, menjelaskan bagaimana ia membuang kelopak matanya yang berat ke tanah karena merasa frustasi tidak mampu untuk tetap terjaga. Pohon
teh tumbuh dimana ia membuang kelopak matanya. Dedaunan dari pohon yang baru tumbuh ini secara ajaib menyembuhkan kepenatannya.
Teh bukan asli dari Jepang, maka mitologi ini tidak memberikan penjelasan untuk keberadaanya secara mendadak di Jepang. Realitanya kurang beragam: di awal abad kesembilan, seorang biarawan dari Jepang yang pulang dari pengembaraan, bernama Dengyo Daishi membawa biji tanaman
teh dari Cina.
Metode pembuatan
teh dengan panci terbuka yang diperkenalkan oleh Kaisar Shen Nung terbukti setelah sekian lama waktu berjalan. Hal tersebut membutuhkan waktu 4.000 tahun sebelum metode pembuatan
teh yang kita kenal sekarang dikembangkan.
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), bangsa Cina mulai membuat
teh dengan air mendidih. Dengan sedikit adaptasi, tempat penuang anggur tradisional dari China yang menggunakan penutup menjadi teko
teh yang sempurna.
Teh ‘
Teh‘ dengan segala variasinya di dunia dalam pengejaan dan pengucapan berasal dari sumber tunggal. ‘
Te ‘, berarti ‘
teh‘ dalam dialek Cina Amoy. Bahasa Cina nasional dari kata
teh, ‘
cha ‘, juga menghasilkan beberapa turunan kata lain di dunia.
Teh masuk ke Eropa pada awal abad ketujuhbelas. Dibandingkan kelebihan
teh dalam hal pengobatan, bangsa Eropa lebih memilih aroma kopi. Hanya diantara beberapa golongan kecil dari kaum bangsawan, yang mempopulerkan
teh.
Masuknya Teh ke EropaPada awal abad ketujuh belas pedagang dari bangsa Belanda dan Portugis pertama kali memperkenalkan
teh ke Eropa. Pedagang Portugis mengirimkan dengan kapal dari pelabuhan Cina, Macau, sedangkan pedagang Belanda membawanya dari Indonesia ke Eropa.
Minuman baru yang datang bersamaan dengan muatan sutera dan rempah-rempah ini tidak mengalami sukses dalam sekejap.
Bangsa Eropa mencicipi
teh, tetapi mereka lebih memilih aroma kopi. Sedangkan pedagang Inggris menunggu hingga tahun 1652 sebelum akhirnya mulai memperdagangkan
teh.
Bangsa Rusia merupakan penggemar awal
teh.
Teh yang mereka konsumsi datang melalui jalur darat dari Cina menggunakan kereta yang ditarik oleh unta.
Ketika penggemar
teh di Rusia meningkat, barisan unta yang membawa
teh semakin memanjang.
Pada akhir abad kedelapan belas, beberapa ribu kereta yang ditarik unta, kira-kira 200-300 kereta pada satu saat menyeberangi perbatasan Cina.
Jalur kereta api lintas Siberia menggantikan kereta yang ditarik unta, tetapi perjalanan romantik tersebut menyisakan ingatan yang popular atas campuran lembut
teh hitam Cina yang terkenal sebagai Karavan Rusia.
Kemajuan Melalui KerajaanPada abad ketujuhbelas di Eropa, tak satupun yang menolong penjualan
teh selain pelanggan dari keluarga kerajaan.
Acara minum
teh menjadi istimewa pada tahun 1662, ketika Raja Charles II dari Inggris menikah dengan Catherine dari Braganza, seorang putri berkebangsaan Portugis dan seorang penggemar
teh. Catherine mengawali tradisi minum
teh dalam istana, dengan menggunakan mangkuk dan teko
teh transparan buatan Cina – dan segera para anggota istana lain mengikuti caranya.
Pada saat itu harga
teh dinilai mahal, namun sekarang sudah menjadi umum. Seketika
teh menjadi mode dan eksklusif. Menurut sudut pandang kaum bangsawan, hal tersebut merupakan sesuatu yang menarik.
Pada abad ketujuh belas di Eropa,
teh merupakan produk praktis yang memiliki kegunaan besar. Kebanyakan air tidak layak diminum. Bagi yang ingin menghindari penyakit, pilihan yang ada tidak membangkitkan semangat: secangkir air mendidih, atau bir yang cukup kuat untuk membunuh bakteri.
Di Inggris dan beberapa negara, dimana bir adalah minuman yang umum untuk sarapan,
teh menjadi altenatif lain yang disambut baik. Pada akhirnya
teh menjadi pemuas dahaga yang hangat dan menyegarkan, penuh rasa, dan aman untuk diminum.
Pada abad kedelapan belas di keluarga kaya, minum
teh merupakan acara dalam perayaan besar.
Daun
teh yang bernilai tinggi seringkali disimpan dalam kotak penyimpanan yang berkunci, dimana hanya ada satu kunci.
Sekali atau dua kali dalam seminggu, nyonya rumah akan membuka kuncinya dan menghidangkan
teh untuk suguhan dalam keluarga, atau untuk memberi kesan pada tamu istimewa.
Teh disajikan dengan porselin yang memiliki mutu baik, yang menandakan tingkat kekayaan, selain untuk menambah arti dari perayaan. Hal ini juga merupakan kesempatan bagi para wanita untuk memamerkan kulit mereka yang pucat dan struktur tulang yang lembut dibandingkan porselin Cina. Dua atribut ini merupakan tolok ukur kemurnian seorang wanita pada saat itu.
Kehidupan sosial pada awal pertengahan abad kedelapan belas beralih dari kebiasaan seperti kedai kopi digantikan dengan kebun
teh. Kebun
teh menjadi seperti surga: pohon-pohon di tepian jalan, lentera yang menerangi jalan setapak, musik, tarian, kembang api, dan makanan enak ditemani dengan secangkir
teh yang nikmat.
Kebun
teh tidak hanya tempat yang menyenangkan, tetapi juga merupakan tempat untuk pertemuan sosial. Di tempat eksotis ini, keluarga kerajaan dan rakyat biasa dapat berjalan bersama.
Konsumsi
teh meningkat secara dramatis selama awal abad kesembilan belas. Mode dan penurunan harga membangun pasar yang sulit dipenuhi oleh para pemasok barang. Untuk menerobos monopoli dari Cina, perdagangan
teh beralih ke India untuk mengisi kesenjangan.
IndiaKetika konsumsi
teh meningkat pada awal abad kesembilan belas, Perusahaan India Timur mencari sumber persediaan baru. Sejak bangsa Cina memonopoli penamanan
teh, solusinya adalah dengan menanam
teh dimana-mana.
Percobaan pertama dengan bibit
teh dari Cina dikelola di Assam, timur laut India. Tetapi eksperimen ini tidak berhasil, meskipun bibit yang sama tumbuh dengan baik di Darjeeling, India bagian utara.
Kemudian pada tahun 1820, para ahli tumbuh-tumbuhan menemukan tumbuhan lokal yang belum teridentifikasi. Mereka mengirim contoh daun ke London untuk dianalisis. Contoh daun tersebut dengan segera dikenali sebagai
teh – tanaman yang pada mulanya tidak dikenal di India – kemudian lahirlah industri
teh India.
PengemasanSampai pada tahun 1826,
teh selalu dijual secara lepas. Hal ini mengundang niat jahat pengusaha toko untuk mengganti aroma
teh dengan bahan tambahan. Pada tahun 1826, John Horniman mengembangkan (
pre-sealed )pra penutup, kemasan
teh dengan penutup dari timah, dimana hal ini tidak segera menyenangkan para penjual. Mereka lebih memilih untuk meningkatkan keuntungan dengan kebiasaan yang sudah ada. Horniman kemudian mencoba cara lain untuk memasarkannya. Dia menambahkan pesan kesehatan pada kemasan
teh dan menjualnya ke apoteker dan ahli obat. Orang-orang ini dan pelanggannya jauh lebih bisa menerima pendekatan ini.
Keberadaan
teh celup berasal dari kejadian yang tidak disengaja. Seorang pengimpor
teh dari New York bernama Thomas Sullivan mengirimkan contoh
teh kepada para pelanggannya dalam kantung sutera kecil. Para pelanggan ini menyukai cara yang mudah ini, kemudian selanjutnya menghendaki semua
teh untuk mereka dikemas dalam kantung.
Setelah 5.000 tahun, konsumsi dan produksi
teh terus meningkat. Di dunia, secara kasar tiga juta ton
teh dipanen setiap tahunnya.
Ada dua faktor yang saat ini mengendalikan pasar internasional. Di negara-negara berkembang, minum
teh ditiru dari bangsa Eropa seperti yang mereka lakukan tiga abad yang lalu. Cara yang nikmat untuk meminum air dengan aman. Di negara-negara berkembang, keinginan akan variasi dan aroma baru meningatkan konsumsi
teh secara khusus.